3 Amalan Yang di Terima Allah - ISLAM POSS
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

3 Amalan Yang di Terima Allah

Terdapat visi serta misi yang besar di balik kemukjizatan al-Qur’an yang diturunkan terhadap Nabi Muhammad. Al-Qur’an diturunkan sebagai peringatan serta berita gembira untuk seluruh umat manusia. Bagi yang mau mengikuti jalan lurus ini dengan baik serta benar, maka di surga nanti ia bakal selamat. Tetapi bagi orang yang tidak mau mempelajari, menadabburi serta mengamalkan di setiap hari, maka bakal sesat selama-lamanya. Bi idznillah, hanya Allah Swt yang berkuasa memberbagi petunjuk pada jalan yang benar.

Neraka serta surga diciptakan Allah Swt sebagai manifestasi dari adanya orang yang baik amalanya serta orang yang kurang baik lakukanannya. Di dalam al-Qur’an, Allah Swt telah membahas kebaikan-kebaikan yang dapat diamalkan oleh umat manusia, serta Allah menjanapabilan balasan surga seisinya yang kekal serta tidak ada yang dapat menandinginya. Begitu juga, Allah Swt telah menerangkan dalam al-Qur’an mengenai hal-hal yang butuh dijauhi serta ditinggalkan. Sebab Allah Swt telah mengancam bagi siapa saja yang melakukan amalan yang tidak diperintahkan dengan siksa neraka.

Siapa pun kita, asal tetap ada iman di dada, pastinya tidak sempat ingin menjadi orang yang kurang baik. Kalau pun kali ini tetap bercengkrama dalam kekurang baikan serta kesalahan, niscaya kami segera bersujud simpuh menghadap Allah Ta’ala untuk memohon ampunan-Nya. Sebab kami semua ingin terkesan baik serta taat di hadapan Allah Swt kelak. Maka mulai dari amalan, ucapan, serta kepemilikan harta benda hendaklah dijauhkan dari hal-hal subhat, apalagi tercampur dengan yang haram.


1. Allah Tidak Menerima Harta Haram

Rasulullah Saw telah bersabda, “Tidak diterima shalat kecuali suci, serta tidak diterima sedekah (yang didapat dari penipuan).” (Hr. Muslim)

Sedekah yang didapat dengan jalan yang haram adalah lakukanan baik yang tidak baik. Bahkan amalannya rusak sampai tertolaknya kebaikan sedekah. Allah Swt bakal menolak amalan-amalan baik, seakan-akan mengatakan, “Sucikanlah hartamu terlebih dahulu. Jauhkanlah sifat-sifat haram dari hartamu. Kembalikan harta ini terhadap pemiliknya yang telah kauzalimi. Serta bersihkan hartamu dengan mengeluarkan zakat.” Sebab perintah tersebut jelas tersirat dalam ayat suci al-Qur’an.

Allah bakal menolak harta yang tercampur unsur-unsur yang tidak baik. Tergolong dalam sedekah, Allah Swt hanya menerima sedekah yang baik. Apabila seseorang memperoleh harta serta mensedekahkan harta dari hasil korupsi, merampok, menipu, mencuri niscaya Allah Swt tidak bakal menerimannya. Bagaimana tidak, Allah Swt Maha Pemberi rezeki, bakal tetapi manusia memperoleh rezeki dengan jalan haram.

Harta haram yang diperoleh sangat tidak sedikit. Bermilyar-milyar di rekening, sampai beranak pinak di bank mana pun selagi bertahun-tahun lamanya. Apabila memperolehnya dengan jalan haram serta mengeluarkan harta untuk bakti sosial, menolong panti asuhan; tidak bakal merubah status harta menjadi halal. Sebab tutorial memperolehnya pun telah melanggar aturan Allah.


2. Haji serta Umrah Wajib Dari Harta Halal

Diriwayatkan dalam suatu  hadits, “Apabila seorang laki-laki keluar dari rumahnya untuk berhaji serta telah meletakkan kakinya di pelataran ka’bah, lalu ia berseru, ‘Aku datang memenuhi panggilan-Mu, ya Allah’, Lalu malaikat penyeru dari langit mengatakan, ‘Selamat atas

kedatanganmu. Hartamu halal. Hajimu mabrur tanpa dosa.’ Tapi apabila keluar berhaji dengan harta yang kotor serta ketika menginjakkan kakinya di pelataran ka’bah, ia mengatakan, ‘Ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu’, lalu malaikat dari langit berseru, ‘Tidak ada kedatangan untukmu dari harta yang haram. Nafkahmu haram serta hajimu tidak mabrur.’” (Hr. ath-Thabrani)

Tidak semua orang dapat melakukan ibadah haji serta umrah. Sebab dalam persiapannya membutuhkan bekal yang sangat tidak sedikit serta jasmani yang kuat. Pastinya yang dapat melaksanakan adalah yang sanggup dalam faktor anggaran serta keterdapatan tabungan ongkos haji. Di tanah suci pun, ia mengenakan pakaian ihram, memuji Allah Swt serta melaksanakan rukun haji serta umrah.

Kemenyesalan menimpa bagi seseorang yang berhaji dengan harta yang diperoleh dari lakukanan kurang baik, korupsi, penipuan berkedok arisan, bahkan hasil transaksi jual beli dengan jalan haram. Maka bagi setiap umat Islam yang ingin melaksanakan ibadah umroh serta haji, mohonlah pertolongan terhadap Allah Swt serta berusaha sedikit demi sedikit menyisihkan rezekinya untuk memenuhi panggilan Allah Swt di Tanah Suci Makkah al-Mukarramah. Insya Allah.

3. Allah Hanya Menerima Perkataan serta Lakukanan yang Baik


Allah Swt berkalam dalam surat Ibrahim ayat 24-25,
أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللّهُ مَثَلاً كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاء(24) تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا وَيَضْرِبُ اللّهُ الأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ


Tidakkah kalian perhatikan bagaimana Allah telah membikin permisalnyaan kalimat yang baik semacam pohon yang baik, akarnya teguh serta cabangnya (menjulang) ke langit. Pohon itu memberbagi buahnya pada setiap muslim dengan seizin Tuhannya. Allah membikin permisalnyaan-permisalnyaan itu untuk manusia agar mereka rutin ingat.”

Allah menerima perkataan baik yang diucapkan dari mulut seseorang. Serta sebaik-baik ucapan adalah “La ilaaha illallaah”, ikrar tauhid bahwa tiada Tuhan yang disembah melainkan Allah semata.

Suatu ketika, Rasulullah Saw sempat memberbagi “tebal-tebakan” terhadap para sahabat. “Sebutkanlah suatu  pohon yang serupa alias semacam dengan orang muslim,” tanya Nabi, “daun-daunnya tidak berjatuhan pada musim panas serta musim dingin serta menghasilkan buah setiap saat dengan izin Rabbnya?”

Ibnu ‘Umar tertegun mendengar pertanyaan tersebut. Lalu dirinya menjawab, “Terbetik dalam hatiku bahwa itu adalah pohon kurma. Tapi aku lihat Abu Bakar serta ‘Umar (ayahku) tidak berbicara. Maka aku pun menahan bicara,” kisahnya.

Sebab tidak ada yang menjawab, akhirnya Rasulullah Saw bersabda, “Pohon itu adalah pohon kurma.”

Dalam Tafsir Ibnu Katsir, para mufassir menerangkan bahwa ayat tersebut adalah permisalnyaan perkataan yang baik serta amal shalih orang mukmin. Diibaratkan semacam pohon kurma yang “cabangnya menjulang ke langit” adalah kebaikan seorang mukmin yang yang senantiasa diangkat setiap saat pada setiap peluang baik di waktu pagi maupun petang.

Jadi, setiap perkataan baik, dzikir terhadap Allah, membaca al-Qur’an, mengundang manusia terhadap kebaikan, mengajarkan ilmu yang berguna, nasihat terhadap istri serta anak, mengatakan jujur, semua perkataan tersebut langsung terangkat menjadi kebaikan di segi Allah. Wallahu A’lam. [Bersamadakwah]

Posting Komentar untuk "3 Amalan Yang di Terima Allah"